Di saat kesedihan ini benar-benar dahsyat melanda hati yang terkoyak-koyak karena sebuah lantunan nyeri …”Apa amal unggulanmu di hadapan Alloh ??!”
Huk…!!!
Tajam…terlalu tajam bahkan…!
Semmentara tak ada buah pikiran atau indahnya perbuatan yang bisa dibanggakan bahkan dipersembahkan untuk membuat Rasulullah tersenyum sejenak, apatak lagi membuat Alloh bahagia dan memuji butir-butir bahkan atom-atom kebaikan yang terlalu kecil yang pernah kita lakukan.
Bahkan kadang, atom-atom kebaikan itu justru malah harus terurai berceceran karena diterpa kesombongan, kemunafikan, kesengajaan untuk tidak mau tahu bahkan yang paling paripurna …tak satu pun ceceran kebaikan itu yang “sengaja”, yang “diniatkan”, yang “diperuntukkan”, bahkan yang “disembunyikan” hanya semata-mata untuk kebahagiaan Alloh ?
Terlalu naïf dan picik bisa member kebahagiaan untuk Alloh, bahkan berjuta-juta, bermilyar-milyar, bertriliyun-triliyun kebahagiaan yang Alloh bingkiskan untuk kita, tak satu pun bingkisan balasan pun, jangankan bingkisan, bahkan tak satu tutur puji pun yang bisa (red:mau) kita kirimkan untuk Alloh !
Sampai-sampai malaikkat yang bertugas menerima bingkisan menjadi bingung bahkan “bête” karena pekerjaannya terlalu santai, hanya sedikit bingkisan yang harus dia bereskan dan kirimkan ke Alloh. Ini berbanding terbalik dengan tugas malaikat pengirim bingkisan dari Alloh untuk manusia-manusia “pelupa” di dunia. Tak henti-hentinya, dia mondar mandir, bolak balik, naik turun, berjalan, berlari, siang malam membungkus, merapikan, berepot ria dengan bingkisan-bingkisan yang telah Alloh siapkan untukk para makhluk hidup di dunia.
Tidakkah sayang Alloh itu patut dibalas ?
Bahkan, jika kita makhluk yan katanya berakal, ini tidak sekedar patut tapi HARUS…!!
Kita harus kirimkan bingkisan yang lebih baik, lebih indah, lebih unik, lebih menakjubkan, lebih banyak, lebih sempurna untuk Alloh tercinta, namun …..
Adakah Alloh menuntut itu semua ?adakah Alloh lalu berhenti bahkan memboikot kiriman bingkisannya karena kita tak kunjung bertutur puji ? adakah Alloh lalu memecat para malaikat petugas ppenerima bingkisan dari manusia, karena tugasnya terrseok-seok karena minimnya kiriman yang diterima ?adakah Alloh lalu justru berbalik mengirimkan bingkisan jelek, bau dan rusak ? atau bahkan Alloh lalu meminta kembali bahkan meminta ganti rugi dari semua bingkisan yang telah terkirim dan sampai di tangan kita ? lalu apakah Alloh menuntut kita ke pengadilan karena manipulasi kita yang terus menerus menganiaya Alloh dengan permintaan dan tuntutan tambahan bingkisan yang llebih banyaklah, yang lebih baguslah, yang …………….
CUKUP !!!
Ternyata tidak sejauh itu bahkan tidak akan pernah Alloh melakukan itu .
Kebeningan cinta Alloh untuk makhluknya, melebihi semua, segala, seluruh bahkan semesta dahsyatnya alam raya ini.
Sayang Alloh terus dan akan terus merayapi pribadi-pribadi yang sering lupa atasNya
Ah, Alloh !
Seandainya bumi ini bisa kami buka, ingin rasanya menyembunyikan diri ini sedalam dalamnya, karena malu pada seluruh kebaikanMu…
Seandainya dimensi ini bisa kami masuki, ingin rasanya menghilang karena tak kunjung jua bisa membalas kiriman bingkisanMu yang tak terdeteksi lagi karena saking banyaknya…
Bahkan, seandainya lautan ini menyebar ingin rasanya membias bersama derasnya karena merah padam wajah ini yang tak sanggup membalas sejuknya senyumMu….
“Fabiayyi alaa irobbikuma tukazzibaan ……”
Ya Alloh maaf, baru satu surat yang bisa hamba kirimkan untukMu, dari sekian banyak surat cinta, email cinta, fax cinta, bahkan buku cinta yang Engkau kirimkan untuk kami
MALU ….!!!
Depok, 6 Desember 2007
By : Kinanti
Senin, 29 Maret 2010
Surat Cinta untuk Alloh SWT
Diposting oleh FAKINANTI di 23.53.00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar